Jaminan Mutu (QA) adalah keseluruhan dari program menejemen
(pengelolaan) yang diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan radiologi
prima dengan cara pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis
(Papp, 1998). Program Jaminan Mutu (QAP) x-ray
imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek layanan kepada pasien
(patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar (image
interpretation).
Kendali
Mutu (QC) adalah didefenisikan sebagai bagian dari program Jaminan Mutu (QA)
yang mana menitik beratkan aktifitas program nya pada teknik-teknik yang
diperlukan bagi pengawasan (monitoring), perawatan dan menjaga (maintenance)
elemen-lemen teknis dari suatu sistem peralatan radiografi dan
imejing yang mempengaruhi mutu gambar . Selaras dengan defenisi yang di
kemukakan oleh Bushong (2001), bahwa Kendali Mutu adalah sebagai suatu
program yang didisain untuk menyakinkan bahwa seorang dokter spesialis
radiologi (Radiologist) hanya akan dihadapkan pada pembacaan
(interpretasi) gambar yang optimal. Diperolehnya gambar optimal adalah
tidak dapat dipisahkan dari kondisi kinerja sistem peralatan sinar-x yang
yang digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan radiologis.Oleh karenanya kinerja
dari sistem peralatan sinar-x hendaknya memematuhi regulasi standar yang
berlaku.
QC
dimulai dari alat-alat X ray yang digunakan untuk menghasilkan gambar dan
dilanjutkan dengan penilaian secara rutin pada kegiatan prosesingnya. Pada
hasil akhirnya QC untuk melihat adanya defisiensi, artefak dan
penyebab-penyebabnya untuk digunakan meminimalkan pemeriksaan ulang.
Ada
juga kegiatan QC meliputi :
·
Acceptance test.
·
Commissioning.
·
Monitoring
·
Maintenance atau pemeliharaan.
Acceptance
test Dilakukan setelah alat di instal dan dikerjakan oleh
penyedia barang dan fisikawan medik rumah sakit setempat untuk mengkonfirmasi
bahwa alat-alat tersebut telah sesuai dengan spesifikasi teknik nya yang telah
disetujui oleh pihak penyedia barang dan pembelinya. Setiap alat radiologi yang
baru baik pesawat X ray maupun sistem prosesingnya sebaiknya diacceptance
test sebelum di gunakan kepada pasen atau aplikasi kliniknya.
Commmissioning
test merupakan suatau proses perolehan seluruh data dari
alat-alat radiologi untuk ditetapkkan alat-alat tersebut yang dapat digunakan
secara klinik pada spesifikasi departemen tersebut. Commissioning test ini
akan memberikan nilai-nilai baku atau baseline values untuik QC
prosedur.
1. Quality Control Pesawat Konvensional
A.
X-Ray Tube
(Collimator and beam alignment test, focal spot test)
a. Uji
kolimator dan beam alignment
Kolimator
atau sering disebut dengan Light Beam Diaphragm (LBD),
diperlukan radiografer untuk memberi panduan bagi dirinya agar mengetahui arah
pusat sinar dan ukuran luas lapangan radiasi yang akan dipergunakan dalam
pemotretan radiografi. Dengan alat bantu yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari tabung sinar-x ini, radiografer akan dengan mudah mengarahkan
pusat sinar-X atau membidikan titik bidik bagi suatu pemotretan radiografi. Uji
kinerja terhadap kolimator sangat diperlukan guna meyakini keakuratan kerjanya.
Pengukuran-pengukuran terhadap keseuaian luas lapangan cahaya kolimator dengan
luas lapangan radiasi, ketepatan jatuhnya titik bidik dari pusat sinar-X pada
pertengahan lapangan sinar-X akan menunjukan ujuk kerja (performance) dari
kolimator suatu tabung sinar-X.
1)
Frekuensi :
§
Setiap setengah tahun (semiannually)
§
Setiap selesai perbaikan fisik terhadap system
kolimasi sinar
§
Bila diperlukan
2)
Alat yang digunakan:
§
Sebuah kaset sinar-x ukuran 18 x 24 cm yang
sudah terisi film
§
Collimator and Beam Alignment
Test Tool (Alat Uji Ketepatan Kolimator dan Berkas Sinar-X) buatan
pabrik atau alat sederhana berupa 8 koin atau paper clips
§
Marker Pb atau 9 koin
3)
Metode:
§
Pastikan bahwa meja datar dan CR 90° (Tegak
Lurus) permukaan meja pemeriksaan (gunakan waterpass)
§
Tempatkan Collimator and Beam Alignment Test
Tool di atas kaset yang terisi film diatas meja pemeriksaan
§
Pastikan plat uji berada ditengah kaset
dan bola baja pada silinder berada dipertengah plat tersebut,
perhatikan marker titik hitam pada plat berada pada searah posisi bersebelahan
dengan petugas
§
Atur FFD (SID) 100 cm dan nyalakan lampu
kolimator dengan menentukan CP pada pertengahan plat/bola baja pada silinder
§
Atur kondisi pemotretan kurang lebih pada kV
57 dan mAs 10, atau kondisi pemotretan yang menghasilkan densitas optik cukup
dapat dilhat oleh mata
§
Proses film
§
Catat data yang diperoleh
4)
Evaluasi :
§
Analisa film hasil uji kolimator untuk
masing-masing variasi yang mungkin terjadi pada shutterkolimator pada
sumbu X dan Y. Kolimator direkomendasikan baik bila variasi
dari parametershutter X dan Y lebih kecil dari 2 % FFD yang digunakan pada
saat pengujian
§
Analisa pada film yang sama untuk variasi yang
mungkin terjadi pada ketepatan pusat berkas sinar (beam alingment accuracy).
Perhatikan bila gambaran bola baja yang berada pada posisi bagian atas silinder
masih berada dalam radius 3 derajad maka dapat dikatakan bahwa kondisi pusat
berkas sinar masih konsisten berada ditengah-tengah luas lapangan sinar.
5)
Tindakan:
§
Perbaiki atau menghubungi teknisi
§
Tes kembali
§
File laporan
b. Evaluasi/estimasi
ukuran Focal spot
§
Metode :
Alternatif
Metode selain Menggunakan Koin :
§
Gunakan 4 (empat) buah paper clips,
masing-masing dibentuk sudut 90° (L)
§
Tempatkan paper clips pada kempat
sudut/pojok lapangan cahaya kolimator
§
Evaluasi :
§
Untuk ketepatan yang sempurna, lapangan cahaya
lampu kolimator (dimana kedua koin ditempatkan) harus sejajar / berimpit dengan
lapangan sinar-X
§
Daerah yang disinari tidak boleh lebih besar
dari daerah cahaya tampak
§
Pada FFD 100 cm ketidaktepatan kolimator tidak
boleh lebih dari 10 mm atau 1 % (batas toleransi)
§
Tindakan :
§
Jika ketidaktepatan tidak dapat diterima harus
dilakukan perbaikan
§
Hubungi teknisi pesawat sinar-X
B.
Uji Ketepatan
CR pada pertengan Bucky (Grid alignment test)
Jika
berkas sinar-X tidak benar-benar tepat pada pertengahan bucky, maka densitas
gambar yang dihasilan tidak merata
6)
Frekuensi :
§
Setiap tahun (annually)
§
Setiap selesai perbaikan/penggantian fisik
terhadap Bucky-system
§
Bila diperlukan
7)
Alat yang digunakan:
§
Sebuah kaset 24 x 30 cm diisi dengan film
§
Bucky / Grid Alignment Test Tool
§
Pesawat sinar-X yang akan di uji
8)
Metode:
§
Sebuah kaset 24 x 30 cm diisi dengan film
§
Hidupkan bucky
§
Tempatkan kaset melintang pada bucky tray
§
Atur FFD 100 cm
§
Atur CR pada pertengahan bucky
§
Tempatkan test tool melintang diatas meja
pemeriksaan, dimana lubang paling tengah tepat dipertengahan bucky.
§
Atur kolimator selebar lubang
§
Tutupi lubang lain dengan Pb
§
Lakukan ekspose
§
Jangan pindahkan test tool
§
Geser tabung (off center) sehingga CP pada
lubang berikutnya
§
Atur Pb penutup sehingga lubang tersebut tidak
tertutupi, kecuali lubang yang tidak diekspos
§
Lakukan prosedur serupa hingga ke enam lubang
terekspos
§
Proses film
9)
Evaluasi:
§
Densitas pada lubang yang paling tengah harus
paling tinggi, lubang disisi kanan kirinya sedikit lebih terang tetapi sama
keduanya. Kedua lubang paling luar sedikit lebih terang lagi tetapi densitasnya
sama pada keduanya.
10)
Tindakan:
§
Jika densitas lubang tidak sesuai parameter
diatas, ketepatan tube harus dicek
§
Jika hal ini ada masalah panggil teknisi
§
Buat laporan
C.
Generator
performance (kV, mA linearity, second, reproducibility X-Ray, HVL Test)
Generator
adalah salah satu dari elemen dari sistem pembangkit sinar-X. Ketidak
konsistensian produksi/keluaran sinar-X dari tabung sinar-X yang dibangkitkan
oleh suatu generator pembangkit, sangat dipengaruhi oleh parameter teknis
antara lain kualitas tegangan suplai, kV, mA dan waktu. (t). Besarnya
keluaran radiasi yang tidak konsisten akibat akibat dari kinerja parameter
teknis yang tidak baik berpengaruh langsung terhadap variasi-variasi baik
kualitas gambar, kualitas atau kuantitas radiasi yang diproduksi dan dosis.
2. QC peralatan fotografik
a) Sensitometri:
Dalam
sensitometri dikenal 2 (dua) metode, yaitu sebagai berikut :
§
X-ray Sensitometry adalah metode mengukur
karakteristik respon film yang diekspose dengan menggunakan sinar-X (X-ray)
§
Light Sensitometry adalah metode mengukur
karakteristik respon film yang diekspose dengan cahaya tampak (light).
b)
Densitas (D)
Dapat
didefinisikan sebagai jumlah penghitaman pada film. Densitas diperoleh dari
perbandingan antara intensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas cahaya
mula-mula Sehingga dapat dirumuskan menjadi :
D =
Keterangan
:
D
: Densitas
It
: Intensitas cahaya yang diteruskan
Io
: Intensitas cahaya mula-mula
c)
Opasitas (O)
Opasitas
adalah perbandingan antara intensitas cahaya mula-mula dengan intensitas cahaya
yang diteruskan.
Sehingga
dapat dirumuskan menjadi :
O =
Keterangan
:
O
: Opasitas
It
: Intensitas cahaya yang diteruskan
Io
: Intensitas cahaya mula-mula
d)
Optikal Densiti (OD)
Adalah
logarithma opasitas, Optikal densiti diperoleh dari logaritma opasitas,
sehingga sangat mudah dimanipulasi secara matematik.
Hubungan
antara densitas, opasitas dan transmisi dapat dilihat pada ilustrasi sebagai
berikut :
Densitas 1
+ Densitas 1 = Densitas 2
1
|
2
|
3
|
Transmisi
|
10 %
|
1 %
|
0.1 %
|
Opasitas
|
10
|
100
|
1000
|
Silver
Weight
|
X
|
2X
|
3X
|
Opasitas
|
OD
number
|
Percentace
of light transmitted through the film
|
1
2
4
8
10
20
40
80
100
200
400
800
1000
2000
4000
8000
1000
|
0.0
0.3
0.6
0.9
1.0
1.3
1.6
1.9
2.0
2.3
2.6
2.9
3.0
3.3
3.6
3.9
4.0
|
100
50
25
12.5
10
5
2.5
1.25
1
0.5
0.25
0.125
0.1
0.05
0.025
0.0125
0
|
Administrasi
program QC
a.
Matrik kalender pengujian kinerja peralatan
b.
Dokument dan arsip:
Ø
Spesifikasi tertulis peralatan
Ø
Rekam data kuantitatif hasil uji kinerja
Ø
Standard referensi kepatuhan untuk jenis uji
kinerja
Ø
Prosedur dan ketetapan/kebijakan:
-
Equipment Appraisal Procedures
-
Equipment Replacement Procedures
c. Program Analisa pengulangan-penolakan film
(Repeat-Reject film Analysis):
1.
Standardisasi eksposi radiasi sinar-X
§
Radiographic positioning
§
Loading factors dan,
§
Entrance-Skin-Exposure (ESE).
2.
Kriteria Radiografi yang diterima secara
klinik
3.
Repeat-Reject Film Analysis
Kualitas
gambar (image quality) dari suatu radiograf hasil olahan adalah ditentukan oleh
kualitas atau kinerja fasilitas pengolahan film (manual/otomatik). Olehkarena
nya evaluasi dan monitoring terhadap unjuk kerja sistem pengolahan film,
khususnya pada alat pengolah film otomatis (processor) perlu dikerjakan seara
rutin dan berkesinambungan dalam rangka mempertahankan kualitas gambar secara
konsisten dari waktu ke waktu melalui program monitoring, menjaga kebersihan
sistem prosesing dan perawatannya.
1.
Frekuensi :
§
Setiap hari (daily)
§
Setiap selesai perbaikan/penggantian sistem
kompoen processor
§
Bila diperlukan
2.
Alat yang diperlukan :
§
Sensitometer (bila pembuatan film strips tidak
dengan sinar-X) atau Step Wedge Alumunium 1100 alloys (bila pembuatan film
strips dengan sinar-X)
§
Densitometer
§
Digital thermometer/pH meter
§
Film sinar-X (blue/green sensitive)
§
Kaset sinar-X (bila pembuatan film strips
dengan Stepwedge Alumunium)
§
Lembaran kerja berupa processor controlchart,
alat tulis dan kalkulator
§
Processor yang diuji (dapat lebih dari satu)
3.
Metode:
§
Aktivitas larutan kimia processor harus
di chek setiap pagi sebelum pekerjaan dimulai
§
Ukur suhu dan pH dari masing-masing larutan
kimia yang ada dengan termometer dan pH meter digital dan catat
§
Gunakan sensitometer atau stepwedge, untuk
membuat film strip pada bagian tepi kanan dan kiri dari 3 lembar fresh film
ukuran 18 x 24 cm dari box dengan nomor Bach yang sama (tahap awal untuk
menentukan baseline data).
§
Bila menggunakan sensito meter, perhatikan
atau pilih emisi cahaya tampak yang sesuai dengan sensitivitas film yang
digunakan (Green/blue sensitives)
§
Yakinkan bahwa ketika membangkitkan semua film
strip yang sudah dicetak dengan sensitometer, harus dengan arah yang sama.
(light strep area-first) guna menghindari terjadinya efek Bromide
drag yang mempengaruhi bacaan densitas optis oleh densitometer
§
Ukur semua data film strip yang ada (6 buah
film strip) dengan densitometer, dan tentukan step-step untuk Density
differece (DD), Median Density (DD) dan Base+Fog Density (B+F). Gunakan 3
parameter kinerja ini sebagai data awal monitoring processor sebagai pembanding
bagi data harian selanjutnya untuk meliha fluktuasi kinerja
§
Plot data harian seluruhnya dari ketiga
parameter kinerja tersebut kedalam lembaran kerja berupa processor control
chart
§
Bila ada kejadian-kejadian yang istimewa
sekaitan dengan unjuk kerja processor, berikan catatan-catatan khusus dalam
lembar kerja.
4.
Evaluasi:
§
Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan
variasi plotting data pada chart berdasarkan standar yang direkomendasikan
sebagai berikut:
§
Upper Control Level (UCL) dan Lower Control
Level (LCL) untuk DD ± 0.1
§
Upper Control Level (UCL) dan Lower Control
Level (LCL) untuk B+F ± 0.05
§
Mid Density ± 0.1 di atas B+F level
§
Analisa, gunakan tabel processor
troubleshooting berikut ini:
Problem
processor
|
Trend
dalam grafik
|
Penampakan
pada gambar
|
Aksi
korektiv
|
Darkroom
yang tidak aman
|
B+F naik
tajam dengan suatu penurunan yang tibe-tiba pada nilai indikator kontras
tetapi tidak ada perubahan suhu developer
|
Fog
level meningkat
|
Chek
filter sfelight, chek kebocoran cahaya dalam kamar gelap, chek kesesuaian
jenis safelight dan jenis film, chek kondisi-kondisi penyimpanan film
|
Suhu
developer terlalu tinggi
|
Speed
dan kontras indikator meningkat tajam, dengan sedikit kenaikan pada B+F
|
Densitas
optik yang berlebihan
|
Chek
suhu air yang masuk ke dalam processor, atau setting thermostat dari
developer
|
Suhu developer
terlalu rendah
|
Sedikit
penurunan dalam B+F di ikuti dengan penurunan yang tajam pada speed dan
kontras indikator
|
Densitas
optik yang sangat rendah
|
Chek
suhu air yang masuk ke dalam processor, atau setting thermostat dari
developer
|
Konsentrasi
developer atau pH nya yang sangat tinggi
|
Sama
denga kejadian bila suhu developer terlalu tinggi
|
Densitas
optik yang berlebihan
|
Chek
replenishment rates dan atau chek pencampuran dari larutan-larutan kimia
segar
|
Konsentrasi
developer atau pH nya yang sangat rendah
|
Sama
denga kejadian bila suhu developer terlalu rendah
|
Densitas
optik yang sangat rendah
|
Chek
replenishment rates dan atau chek pencampuran dari larutan-larutan kimia
segar
|
Kekurangan
replenishment
|
Penurunan
secara gradual dari kontras dan speed indikator, sementara B+F dan suhu
developer normal
|
Peningkatan
fog level dan penurunan secara umum dari nilai densitas optik
|
Chek
replenishment rates
|
Kelebihan
replenishment
|
Terjadi
peningkatan nilai B+F dan speed indikator dengan kontras indikator mengalami
penurunan
|
Peningkatan
fog level dan penurunan kontras gambar
|
Chek
replenishment rates
|
Developer
teroksidasi
|
Sedikit
kenaikan pada nilai B+F dan ada penurunan pada nilai speed dan kontras
indikator
|
Kehilangan
kontras gambar
|
Cuci
tangki developer dan buat larutan barunhya. Tambahkan larutan starter dalam
perbandingan yangtepat
|
d. Program analisis pengulangan dan
penolakan Radiograf Objective
§
Mengetahui definisi “analisis reject dan
repeat” Program
§
Mengidentifikasi tujuan RAP
§
Mengidentifikasi penyebab pengulangan dan
penolakan film
§
Melakukan prosedur RAP
§
Melakukan perhitungan analisis RAP
§
Tujuan utama dalam program Quality Control
adalah menekan jumlah film yang ditolak (rejected) dan diulang (repeated)
§
Upaya membatasi terjadinya pengulangan dalam pembuatan
radiograf secara nyata akan membatasi bertambahnya radiasi pada pasien
Reject
Analisis Program ?
Metoda
yang digunakan oleh Departemen Radiologi untuk menentukan
§
Analisis film yang ditolak
§
Efektivitas biaya
§
Konsistensi Staff dan equipment dlm menghasilkan
radiograf yang berkualitas
Tujuan RAP
§
Memastikan standar yang tinggi pada teknik
radiografi dan pemanfaatan film darat terjamin pada unit radiologi
§
Memastikan peralatan radiografi dapat
dimanfaatkan secara konsisten dengan standar yang tinggi
§
Memastikan bahwa bahan - bahan yang ada
digunakan secara efektif (cost effective way)
§
Menyediakan data untuk digunakan dalam
menganalisis film yang direject dan aspek-aspek penyebab yang membutuhkan
perhatian
§
Sebagai perencanaan awal dari QC program
Faktor-faktor
penyebab pengulangan dan penolakan
§
Positioning
§
Patient motion
§
Light films
§
Dark Films
§
Clear Film
§
Fog – Darkroom
§
Fog – cassettes
§
QC
§
Miscellaneous
Keterampilan
Technologist dlm QC ?
§
Kesadaran Technologist sangat penting dlm RAP
§
Keterampilan dalam mencegah terjadinya reject
dan repeat film
§
Kesadaran dlm menekan beban radiasi thd pasien
Keterampilan
yg diperlukan
§
Komunikasi yang efektif thd pasien
§
Immobilisasi
§
Pembatas sinar (kolimator, diafragma, konus)
§
Filtrasi
§
Alat-alat pelindung radiasi
§
Prosesing radiografi
§
Kombinasi film - intensifying screen
§
Grid radiografi
§
Faktor penyinaran
§
Pengulangan radiograf
Penyebab utama -- posisi pasien (55%)
penyinaran (34%)
Menghambat
???
§
Determinasi genetis (pengetahuan sebelumnya)
§
Determinasi psikis (kebiasaan)
§
Determinasi lingkungan (kebijakan)
Prosedur :
Lakukan
survey terhadap
1.
Jumlah film yang belum terekspose
di ruang prosesing termasuk dlm kaset.
2.
Jumlah film yang belum terekspose di masing-masing
ruang pemeriksaan
3.
Tentukan jumlah dari film yang di reject untuk
masing-masing kategori overexposure
§
Underexposure
§
Positioning
§
Motion
§
Processing
§
Equipment
§
miscellaneous (keslahan yg tdk
teridentifikasi)
4.
Masing-masing ruang mencatat jumlah film yang
digunakan dan jumlah film yang ditolak
5.
Tim
analisis melakukan pengumpulan data dari masing-masing ruang seminggu
sekali,film yang ditolak disortir dan dilakuakan kategorisasi (jika memungkin
dilakukan identifikasi tiap pemeriksaan).
Repeated Vs. Rejected Rates
v
Repeated rate : Numbers of film Repeated for
patients
= ------------------------------------------------------------------
X 100 %
All
the films used only for patients within period of interest
v
Rejected rate : Numbers of film Rejected not
for patients (lost,`QC films. etc)
= ------------------------------------------------------------
X 100 %
All
the films used by the department within period of interest
v
Total Repeated/Reject Rate
Rejected films or (+ Repeated films )
=
------------------------------------------------------------------------------------------
X 100 %
All
the films used by the department within period of interest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar