Senin, 20 April 2020

DASAR-DASAR RADIOGRAFI

A. Terminologi Umum

  1. Radiograf adalah hasil citra anatomis pasien yang dihasilkan dari pencitraan dengan menggunakan sinar-x.
  2. Radiografi adalah proses dan prosedur pencitraan untuk menghasilkan radiograf.
  3. Image Receptor (IR) merupakan alat yang digunakan untuk menangkap sinar-x yang menembus bahan.
  4. Central Ray (CR) merupakan letak sentrasi sinar-x pada objek.
  5. Central Point (CP) merupakan titik pusat penyinaran yang biasanya terletak di titik pertengahan dari sebuah objek yang akan dicitrakan.
  6. Focus Film Distance (FFD) merupakan jarak yang diukur dari ketinggian tabung sinar-x terhadap image receptor.
B. Posisi Anatomis
     Posisi anatomis adalah posisi tubuh berdiri tegak dengan kepala, mata dan jari-jari menghadap kedepan dengan lengan atas disamping tubuh, telapak tangan menghadap kedepan.

(Gambar b.1 : Posisi Arah Anatomis Tubuh)

  1. Anterior atau Ventral mengacu pada bagian depan tubuh pasien atau bagian yang terlihat saat dilihat dari depan, termasuk bagian atas kaki dan bagian depan atau telapak tangan seperti yang ditunjukkan pada posisi anatomis.
  2. Posterior atau Dorsal mengacu pada bagian belakang tubuh pasien atau bagian tubuh yang terlihat saat orang tersebut


Minggu, 25 Oktober 2015

Teknik Pemeriksaan USG Vesica Urinaria dan Uterus

                    
A.   Tinjauan Umum Vesica Urinaria dan Uterus
1.    Anatomi Fisiologi Vesica Urinaria (VU)
Vesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi untuk menampung air kemih (urin). Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat di belakang os pubis, merupakan tempat penyimpanan urine yang berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah urine yang dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk ke dalam region hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas simfisis pubis dan permukaan posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut superateral merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio retrovesikalis sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon sigmoid sepanjan lateral permukaan teritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
Vesica urinaria ketika tidak sedang terisi oleh urin (kosong) memiliki bagian :
a.    Fundus vesicae
Sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal, berhadapan dengan rectum. Pada pria dipisahkan dari rectum oleh fascia rectovesicalis yang meliputi vesicular seminalis dan ampulla ductus deferens. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum oleh fornix, portio supravaginalis
b.    Apex / vertex vesicae
Terdapat plica umbilicalis mediana dan ligamentum Umbilicale mediana
c.    Facies Superior
Sisi berbentuk segitiga yang dibatasi oleh margo lateral di kedua sisi lateralnya dan margo posterior di bagian dorsalnya. Terdapat fossa paravesicalis (lekukan peritoneum di sebelah lateral margo lateral). Pada pria menghadap colon sigmoid dan lengkung ileum. Sedangkan pada wanita menghadap corpus uteri.
d.    Facies Inferior
Diliputi oleh fascia endopelvina. Terbagi atas 2 daerah :
1)   Area prostatica
Berhadapan langsung dengan prostat. Merupakan tempat keluarnya urethra.
2)   Facies inferolateral
Dipisahkan dari sympisis pubis dan corpus os. Pubis oleh spatium retropubica / cavum retzii
3)   Cervix Vesicae / Collum vesicae
Merupakan tempat bertemunya kedua facies inferolateral. Pada pria menerus pada prostat. Sedangkan pada wanita  terletak di cranial m.pubococcygeus
4)   Angulus posterosuperior
Merupakan tempat bertemunya margo lateral dan margo posterior. Merupakan tempat masuknya ureter
Vesica urinaria ketika penuh terisi oleh urin akan berbentuk oval dan memiliki bagian :
a.    Facies Posterosuperior
Bagian ini diliputi oleh peritoneum parietal. Pada pria dipisahkan dari rectum oleh excavatio retrovesicalis. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum oleh excavation vesicouterina, portio supravaginalis cervicis uteri, fornix anterior vagina.
b.    Facies Anteroinferior
Bagian ini tidak diliputi oleh peritoneum parietal.
c.    Facies Lateralis
Bagian ini tidak diliputi oleh peritoneum parietal.


                Gambar 3 : Anatomi Vesica Urinaria ( VU)

Lapisan Vesica Urinaria (VU) dari luar ke dalam : Tunica Serosa (Peritoneum Parietal) – Tela Subserosa (Fascia Endopelvina) – Tunica Muscularis (m. detrussor) – Tela Submucosa – Tunica Mucosa. Pada bagian dalam dari Vesica Urinaria terdapat sebuah area yang disebut dengan Trigonum Lieutaudi.  Trigonum Lieutaudi ini dibentuk  oleh sepasang ostium ureteris (lubang tempat masuknya ureter ke dalam VU)  dan  ostium urethra internum (OUI). Pada pria trigonum lieutaudi ini akan terfiksasi pada prostat. Sedangkan pada wanita akan terfiksasi pada dinding anterior vagina. Mucosa pada trigonum Lieutaudi ini akan melekat erat pada m. Trigonalis.

2.    Anatomi Fisiologi Uterus

Uterus (rahim) merupakan bagian dari suatu sistem reproduksi seorang wanita yang berongga berbetuk buah pear, tempat dimana seorang bayi tumbuh. Pada wanita usia produktif, lapisan uterus tumbuh dan menebal setiap bulan untuk mempersiapkan kehamilan. Jika seorang wanita tidak menjadi hamil, lapisan yang tebal, berdarah mengalir keluar dari tubuh melalu vagina. Pengeluaran ini disebut menstruasi (datang bulan). 




Gambar 2 : Sistem Reproduksi Wanita

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga pelvis antara kandung kemih dan rectum. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri).

Bagian-bagian uterus terdiri atas :
1.    Fundus uteri
adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina yang mirip dengan kubah , di bagian ini tuba Falloppi masuk ke uterus. Fundus uteri ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan
2.    Korpus uteri
adalah bagian uterus yang utama dan terbesar. Korpus uteri menyempit di
bagian inferior dekat ostium internum dan berlanjut sebagai serviks. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim).
3.  Serviks uteri
Serviks menonjol ke dalam vagina melalui dinding anteriornya,dan bermuara ke dalamnya berupa ostium eksternum. Servik uteri terdiri dari:
a.    Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio
b.    Pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikal berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum reminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Secara histologis, dinding uterus terdiri atas :
1.    Endometrium (selaput lendir) di korpus uteri
  Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endometrium terdiri atas epitel selapis silindris, banyak kelenjar tubuler bersekresi lendir. Dua pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi epitel berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina.
Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid. Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk seperti silindris.
2.    Myometrium / Otot-otot polos
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah luar berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada di sana. Myometrium merupakan bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mnedorong isinya keleuar saat persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympa dan urat saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagain :
a.    Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju kearah ligamenta
b. Lapisan dalam, merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai  sfingter dan terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri internum
c. Lapisan tengah, terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah. Jadi, dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.
3.    Perimetrium
Perimetrium yakni lapisan serosa / terdiri atas peritoneum viserale yang meliputi dinding uterus bagian luar. Ke anterior peritoneum  menutupi fundus dan korpus, kemudian membalik ke atas permukaan kandung kemih. Lipatan peritoneum ini membentuk kantung vesikouterina. Ke posterior, peritoneum menutupi menutupi fundus, korpus dan serviks, kemudian melipat pada rektum dan membentuk kantung rekto-uterin. Ke lateral, hanya fundus yang ditutupi karena peritoneum membentuk lipatan ganda dengan tuba uterin pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi pelvis.
Uterus sebenarnya terapung dialam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik.
Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut :
1.    Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (Mackenrodt)
yakni ligamentum yang trepenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
2.    Ligamentum sakro- uterinum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, kearah os sacrum kiri dan kanan.
3.    Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan   berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal pada waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun terba kencang dan terasa sakit bila dipegang.
4.    Ligamentum latum sinistrum et dekstrum
yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian dari peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal, ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dekstrum). Untuk memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5.    Ligamentum infundibulo-pelvikum
yakni ligamentum yang menahan tuba Falloppi berjalan dari arah  infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf,  saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarica.
Adapun nama ligament-ligament pada uterus (FKUNPAD,1983 ), yaitu :
1.    Ligamentum latum
yakni berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan kiri dari pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae.
2.    Ligamentum rotundum (ligamentum teres uteri)
yakni terdapat dibagain atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labia mayor.
3.    Ligamentum infundibulo pelvicum (ligamentum suspensorium ovari) yakni dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.
4.    Ligamentum cardinale
yakni kiri kanan dari servix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul
5.    Ligamentum sarco uterinum
yakni kiri kanan dari servix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rektum.
6.    Ligamentum vesico uterinum
yakni dari uterus ke kandung kemih

B.   Tinjauan Umum Patofisiologi
1.    Patofisiologi Vesica Urinaria (VU)
          Vesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi untuk menampung air kemih (urin). Berikut ini adalah Indikasi Pemeriksaan pada Vesica Urinaria (VU)
1)   Disuria atau Poliuria
2)   Hematuria (tunggu sampai pendarahan berhenti)
3)   Infeksi (sistitis) rekuren pada orang dewasa, infeksi akut pada anak- anak
4)   Massa dalam panggul
5)   Retensio Urin
6)   Nyeri panggul
Dari indikasi diatas merupakan salah satu gejala dari kanker Vesica Urinaria (VU). Kanker Vesica urinaria (VU) lebih sering terjadi pada usia diatas 50 tahun dan angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentang terpapar radikal bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah selanjutnya masuk di glomerulus. Radikal bebas bergabung dengan urin terus-menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA dan RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan dan penonaktifan gen supresor kanker. Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih, akhirnya terjadi kanker pada VU. Gejalanya bisa berupa :
a.    Hematuria (adanya darah dalam kencing)
b.    Rasa terbakar atau nyeri ketika buang air kecil
c.    Desakan untuk buang air kecil
d.    Sering buang air kecil terutama pada malam hari dan pada fase selanjutnya  sukar kencing
e.    Badan terasa panas dan lemah
f.     Nyeri pinggang karena tekanan saraf
g.    Nyeri npada satu sisi karena hydronefrosis
Gejala dari kanker VU menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis)
Dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
2.    Patofisiologi Uterus
Uterus (rahim) merupakan bagian dari suatu sistem reproduksi seorang wanita yang berongga berbetuk buah pear, tempat dimana seorang bayi tumbuh. Adapun beberapa indikasi Pemeriksaan Uterus yaitu :
1)   Nyeri Pelvis, termasuk dismenore (Nyeri Haid)
2)   Massa pada Pelvis
3)   Pendarahan pada vagina yang abnormal
4)   Pengeluaran sekret pada vagina yang abnormal
5)   Amenore (siklus haid yang terlambat/tidak ada)
6)   Untuk memastikan keberadaan IUD dan Mengecek posisinya
7)   Infertilitas
8)   Gejala Urinarius
9)   Nyeri Abdomen yang difus
10) Monitoring folikel dalam penyelidikann terhadap infertilitas
Dari beberapa indikasi pemeriksaan Uterus diatas salah satunya adalah pendarahan pada vagina yang abnormal, indikasi ini menunjukkan gejala dari Myoma Uteri yang dimana perdarahan banyak saat menstruasi, karena meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi (Hipermenorea), Gangguan kontraksi otot rahim, Perdarahan berkepanjangan.
Mioma uteri atau leiomioma adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim dan jaringan ikat yang menumpangnya. Tumor ini disebabkan oleh produksi hormon estrogen yang berkepanjangan. Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah.
          Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang berpendapat:
a.    Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :
1)   Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
2)   Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
3)   Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
4)   Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri
b.    Teori Cellnest atau Genitoblas
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. (Prawirohardjo, 1996:282)
Berdasarkan posisi mioma uteri terdapat lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3 jenis :
1)   Mioma Submukosa
Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, walaupun  ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu  “curet bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan “miomgeburt”, sering mengalami nekrose atau ulcerasi.
2)   Interstinal atau intramural
Terletak pada miometrium. Kalau lebar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3)   Subserosa atau Subperitoneal
Letaknya di bawah lapisan tunica serosa, kadang-kadang vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa timbul di antara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma Mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi. (Sastrawinata S:154)


             


                Gambar 4 : Mioma Uteri

Gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous) digolongkan sebagai berikut :
a.    Perdarahan tidak normal
Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan   ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas miometrium.
b.    Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah dapat terjadi jika :
1)   Mioma menyempitkan kanalis servikalis
2)   Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
3)   Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
4)   Terjadi degenerasi merah
c.    Tanda-tanda penekanan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma   uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidrouretre
d.    Infertilitas dan abortus
Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan     porsinterstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. (Prawirohardjo,1996: 288)

C.   Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan
1.    Teknik Pemeriksaan USG Vesica Urinaria (VU)
a.    Persiapan Pasien
Kandung kemih (VU) harus berada dalam keadaan penuh. Minta pasien minum 4-5 gelas air dan lakukan pemeriksaan 1 jam kemudian (jangan biarkan pasien membuang air kecil). Sebagai alternatif yang lain, penuhi VU lewat kateter Uretra dengan larutkan garam  tisfopas yang steril, hentikan pengisian ini setelah pasien merasa nyeri, sedapat mungkin hindari kateterisasi dengan resiko infeksi.
b.    Posisi Pasien
Pasien harus berbaring pada bagian punggungnya (telentang) tetapi mungkin perlu diputar menjadi posisi Oblique. Pasien harus berada dalam keadaan rileks, berbaring dengan nyaman dan bernafas perlahan-tahan. Olesi abdomen dengan jeli. Bulu-bulu pada abdomen akan menangkap gelembung udara sehingga jeli harus dioleskan dengan jumlah yang banyak.
c.    Pemilihan Tranducer
Untuk orang dewasa, gunakan tranducer kurvalinear (konvex)  dengan    frekuensi 3,5 MHz. Untuk anak-anak atau orang dewasa yang kurus, gunakan tranducer 5 MHz.
d.    Teknik Scanning
a)   Mulailah pemeriksaan dengan skening Transversal dari simfisis pubis ke atas sampai umbilicus


Gambar 5 : Teknik USG Skening Transversal

b)   Lanjutkan pemeriksaan dengan skening Longitudinal dengan menggerakkan tranducer pada abdomen bagian bawah dari sisi yang satu ke sisi yang lain
Gambar 6 : Teknik USG Skening Longitudinal

c)    Skening ini biasanya sudah memadai tetatpiposisi dinding anterior dan lateral VU tidak selalu mudah terlihat sehingga pasien mungkin harius memutar tubuhnya sebanyak 30°-45° untuk melihat daerah tersebut dengan lebih jelas
d)   Setiap melihat daerah yang tampak abnormal harus melihat dalam beberapa proyeksi. Sesudah skening selesai dikerjakan, pasien harus mengosongkan VU dan kemudian dilakukan skening ulang.
2.    Teknik Pemeriksaan USG Uterus
a.    Persiapan Pemeriksaan
Kandung kemih harus penuh. Minta pasien minum 4 atau 5 gelas air dan lakukan pemeriksaan USG setelah 1 jam kemudian (jangan perbolehkan pasien membuang air kecil). Sebagai alternatif lain, penuhi kandung kemih lewat kateter dengan garam fisiologis yang steril, hentikan pengisian kandung kemih jika pasien merasa nyeri dan kalau memungkinkan hindari kateterisasi dengan alasan risiko infeksi.
b.    Posisi Pasien
Pasien biasanya diskening dalam posisi berbaring dengan nyaman pada bagian punggungnya (telentang). Pemutaran tubuh pasien mungkin diperlukan setelah mengerjakan skening pendahuluan. Skening posisi dalam posisi agak (erect) kadang-kadang dibutuhkan. Oleskan jeli kebawah sampai abdomen bagian bawah. Biasanya pada daerah rambut pubis tidak perlu diberi jeli tetapi jika diperlukan, oleskan jeli dengan bebas.
c.    Pemilihan Tranducer
Untuk orang dewasa, gunakan tranducer kurvalinier 3,5 MHz. Untuk anak-anak atau orang dewasa yang kurus, gunakan tranducer 5 MHz.
d.    Penyetelan Gain
Letakkan tranducer dalam posisi membujur (Longitudinal) diatas kandung kemih yang penuh dan lakukan pengaturan gain untuk menghasilkan gambar USG yang paling jelas.
e.    Teknik Scanning
1)   Mulai pemeriksaan USG dengan skening longitudinal, pertama pada garis tengah antara umbilicus dan simfisis pubis. Sesudah itu, ulangi skening kearah yang lebih lateral, pertama-tama pada sisi kiri dan kemudian pada sisi kanan. Arah tranducer secara menyudut dari sisi yang satu ke sisi yang lain dan lakukan skening longitudinal untuk mengenali uterus

Gambar 7 : Teknik USG Skening Longitudinal

2)   Selanjutnya lakukan skening transversal. Mulai pemeriksaan tepat diatas simfisis pubis dan gerakkan tranducer kearah atas sampai umbilicus. Skening transversal merupakan pemeriksaan yang penting pada panggul bagian bawah tetapi kurang efektif jika dilakukan di atas level uterus.
Gambar 8 : Teknik USG Skening transversal

3)   jika diperlukan, suruh pasien memutar tubuhnya hingga berada dalam posisi oblique dari sisi abdomen yang kontralateral.

D.   Prinsip Kerja Pesawat USG
Generator pulsa (Oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang listrik, kemudian oleh tranducer diubah menjadi gelombang suara yang diteruskan ke medium. Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik impedansi yang berbeda, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai echo. Didalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih jauh maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yang lebih superficial. Dan untuk memperoleh gambaran yang sama jelasnya di semua lapisan diperkuat dengan TGC (Time Gain Compensator)
Pantulan gema akan ditangkap oleh tranducer dan diteruskan ke amplifiern untuk diperkuat. Dan gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui receiver seterusnya ditampilkan sebagai gamba rdi layar monitor.


BAB III
PEMBAHASAN
        
A.   Hasil Scanning USG Vesica Urinaria
1.    USG Vesica Urinaria (VU) Normal
Gambar 9 : Hasil Scannig USG VU Normal

a.    VU yang penuh akan tampak sebagai daerah yang luas,bebas echo dan timbul dari dalam pelvis. Mulailah pemeriksaan dengan menilai kemulusan dinding anterior VU dan kesetangkupannya dalam posisi transversal
b.    Ketebalan dinding VU akan bervariasi menurut derajat distensi tetapi ketebalan ini kurang-lebih harus sama diseluruh dinding VU
c.    Setiap daerah yang mengalami penebalan tempat merupakan keadaan abnormal
d.    Lakukan pula skening untuk mencari trabekulasi. Dalam keadaan distensi, dinding VU harus mempunyai ketebalan <4 mm
e.    Setelah skening selesai dikerjakan, pasien harus mengosongkan VU. Dalam keadaan normal, tidak boleh terdapat sisa urin, jumlahnya harus diperkirakan
f.     Lakukan pengukuran diameter transversal (T) VU dalam sentimeter (cm), kalikan hasil pengukuran ini dengan diameter longitudinal (L) dala cm dan kemudian dengan diameter AP dalam cm. Kalikan jumlah totalnya dengan 0,52. Cara ini akan mengukur sisa urin dalam milimeter (sentimeter kubik/cm³)
g.    Setelah VU diperiksa dengan seksama, lakukan skening ginjal dan ureter.
2.  USG Vesica Urinaria Pada Kasus Kanker VU
Gambar 10 : Hasil Skening USG Vesica Urinaria pada kasus kanker

Berdasarkan hasil skening di atas nampak adanya kanker pada bagian bawah VU yang berukuran beberapa cm.










B.   Hasil Scanning USG Uterus
1.    USG Uterus Normal
 









Gambar 11 : Hasil Scanning USG Uterus Normal

Dari hasil scanning diatas dapat kita ketahui bahwa :
a.    Tidak tampak degenerasi kistik yang menunjukkan anechoic
b.    Tidak tampak batasan tegas pada uterus
c.    Tidak hypoechoic
2.  USG Uterus Pada Kasus Myoma Uteri



Gambar 12 : Hasil Scanning USG Uterus pada kasus Myoma Uteri


Berdasarkan hasil USG diatas maka dapat kita ketahui bahwa :
a.    Panjang dari Myoma Pada hasil tersebut berukuran ± 10 cm
b.    Nampak berbatasan tegas dari Myoma
c.    hypoechoic
d.    degenerasi kistik menunjukkan anechoic




BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Ultrasound dalam bidang kesehatan bertujuan untuk pemeriksaan organ-organ tubuh yg dapat diketahui bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan jaringan lain disekitarnya. Misalnya USG Vesica Urinaria (VU) pada kasus kanker VU dan Uterus pada kasus Myoma Uteri.
Kanker pada Vesica urinaria (VU) lebih sering terjadi pada usia diatas 50 tahun dan angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Radikal bebas yang mengikat elektron DNA dan RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan dan penonaktifan gen supresor kanker. Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih, akhirnya terjadi kanker pada VU.
Mioma uteri atau fibroid uterus adalah pertumbuhan jaringan jinak dalam uterus. Pertumbuhan tersebut tidak berhubungan dengan keganasan dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker. Tiga dari empat wanita mempunyai mioma uteri, tapi seringkali tidak mereka sadari karena tidak bergejala. Mioma uteri biasanya ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan panggul atau USG kehamilan. Memang diketahui bahwa mioma uteri berasal dari jaringan otot polos uterus tetapi faktor – faktor penyebab tumbuhnya tumor ini dari otot – otot tersebut kurang diketahui.
Keberhasilan pengobatan medikamentosa mioma uteri tergantung telah terjadi perubahan kromosom atau tidak

B.  Saran
Adapun saran dari kelompok kami adalah sebaiknya kita sebagai seorang perempuan harus bisa menjaga diri kita, khusunya pada organ sensitiv kita, karena tanpa kita sadari dengan pola hidup yang kurang sehat, kita bisa terkena kanker VU atau Myoma Uteri. Serta pengetahuan kanker pada VU dan Myoma Uteri sebaiknya lebih di perkenalkan lagi bagi perempuan khusunya bagi mahasiswi. Dengan memperbanyak pengetahuan tentang kedua penyakit tersebut kita bisa mencegahnya dan mulai hidup sehat.


DAFTAR PUSTAKA


Modul praktek USG